Dalam sastra Indonesia ada dua istilah puisi dan sajak. Puisi dalam bahasa inggris disebut poetry dan sajak dalam bahasa Inggris disebut poem. Puisi adalah jenis sastra, sedangkan sajak itu individu puisi. Oleh karena itu, kedua istilah itu, jangan dicampuradukkan pemakaiannya.
Puisi termasuk bentuk formal itu adalah korespondensi dan periodisitas. Puisi lama, bahkan puisi pujangga baru masih terikat pada korespondensi dan periodisitas ini.
Puisi baru atau (modern) menyimpangi pengertian puisi menurut pandangan lama itu. Puisi baru tidak terikat oleh bentuk-bentuk formal, korespondensi, dan periodisitas itu. Oleh karena itu puisi baru (modern) disebut puisi bebas atau sajak bebas.
Bentuk-bentuk formal puisi lama itu sesungguhnya merupakan sarana-saran kepuitisan untk membuat puisi itu menjadi indah. Bentuk-bentuk formal itu masih masih juga dipergunakan oleh puisi modern, tetapi bukan merupakan ikatan, bukan merupakan ikatan pola yang tetap.
Puisi baru sesungguhnya terikat juga, tetapi terikat oleh hakikatnya sendiri, bukan terikat oleh pola-pola bentuk formal. Pola-pola bentuk formal itu bukan hakikat puisi.
Puisi adalah karya seni. Sifat seni ini merupakan ciri khas pusi, Puisi itu adalah sebuah karya yang fungsi estetiknya atau fungsi keseniannya dominan. Aspek estetik bermacam-macam. Diantaranya gaya bunyi, gaya kata, dan semua gaya kalimat serta wacana. Bahkan aspek estetik ini terwujud dalam bentuk tipografinya.
Puisi ini sebuah pernyataan yang hanya mengedepankan inti gagasan, pemikiran atau peristiwa. Oleh karena itu dipilih kata, frase, dan kalimat yang setepat-tepatnya supaya puisi menjadi mampat dan padat. Hal-hal yang dirasa tidak perlu dihilangkan. Dengan demikiatn, tinggal intinya yang mengandung ekspresivitas yang intensif (berdaya guna).
Dari waktu kewaktu, puisi itu selalu berubah karena evolusi selera dan perubahan konsep estetik atau konsep keindahan.
Ketaklangsungan ekspresi itu disebabkan oleh tiga hal, yaitu (1) penggantian arti, (2) Penyimpangan arti, dan (3) penciptaan arti. Penggantian arti dlam sajak. Disebabkan oleh penggunaan metafora dan metonimi dalam sajak.
Penyimpangan arti disebabkan oleh pengorganisasian ruang teks, diantaranya berupa (pola) persajakan, enjambemen, tipografi dalam homologue.
Fungsi puisi adalah fungsi spiritual yang sifatnya tidak langsung bagi kehidupan fisikal yang praktis. Hal ini sesuai dengan hakikat puisi ini berhubungan dengan kehidupan kebatinan dan kejiwaan manusia. Puisi mempengaruhi kehidupan manusia lewat kehidupan batin dan kejiwaannya. Lewat kehidupan kejiwaan ini puisi memepengaruhi aktivitas kehidupan fisik manusia.
Karena puisi itu karya seni untuk menyampaikan gagaan san, maka fungsi puisi adalah dulce, (indah, manis) dan utile ( berguna, bermanfaat). Dulce berhubungan dengan muatan yang dikandung puisi, berupa ajran, gagasan, atau pikiran.
Puisi merangsang kepekaan terhadap keindahan dan terhadap rasa kemanusiaan. Karya seni itu, termasuk puisi, berupaya mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan pada keduis teknologi dan menyadarkan kembali manusia pada kedudukannya sebagai subjek dalam kehidupan ini. Puisis berusaha mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang terkikis teknologi dan menyadarkan kembali manusi apada kedudukannya sevagai subjek dalam kehikdupan ini. Puisi berusaha mengembalikan stabilitas, keselarasan dan keutuhan dalam diri manusia.
Demikian mengenai Pengertian Hakikat dan Fungsi Puisi, semoga memberikan manfaat bagi anda. Salam Nektarity
Puisi termasuk bentuk formal itu adalah korespondensi dan periodisitas. Puisi lama, bahkan puisi pujangga baru masih terikat pada korespondensi dan periodisitas ini.
Puisi baru atau (modern) menyimpangi pengertian puisi menurut pandangan lama itu. Puisi baru tidak terikat oleh bentuk-bentuk formal, korespondensi, dan periodisitas itu. Oleh karena itu puisi baru (modern) disebut puisi bebas atau sajak bebas.
Bentuk-bentuk formal puisi lama itu sesungguhnya merupakan sarana-saran kepuitisan untk membuat puisi itu menjadi indah. Bentuk-bentuk formal itu masih masih juga dipergunakan oleh puisi modern, tetapi bukan merupakan ikatan, bukan merupakan ikatan pola yang tetap.
Puisi baru sesungguhnya terikat juga, tetapi terikat oleh hakikatnya sendiri, bukan terikat oleh pola-pola bentuk formal. Pola-pola bentuk formal itu bukan hakikat puisi.
Puisi adalah karya seni. Sifat seni ini merupakan ciri khas pusi, Puisi itu adalah sebuah karya yang fungsi estetiknya atau fungsi keseniannya dominan. Aspek estetik bermacam-macam. Diantaranya gaya bunyi, gaya kata, dan semua gaya kalimat serta wacana. Bahkan aspek estetik ini terwujud dalam bentuk tipografinya.
Puisi ini sebuah pernyataan yang hanya mengedepankan inti gagasan, pemikiran atau peristiwa. Oleh karena itu dipilih kata, frase, dan kalimat yang setepat-tepatnya supaya puisi menjadi mampat dan padat. Hal-hal yang dirasa tidak perlu dihilangkan. Dengan demikiatn, tinggal intinya yang mengandung ekspresivitas yang intensif (berdaya guna).
Dari waktu kewaktu, puisi itu selalu berubah karena evolusi selera dan perubahan konsep estetik atau konsep keindahan.
Ketaklangsungan ekspresi itu disebabkan oleh tiga hal, yaitu (1) penggantian arti, (2) Penyimpangan arti, dan (3) penciptaan arti. Penggantian arti dlam sajak. Disebabkan oleh penggunaan metafora dan metonimi dalam sajak.
Penyimpangan arti disebabkan oleh pengorganisasian ruang teks, diantaranya berupa (pola) persajakan, enjambemen, tipografi dalam homologue.
Fungsi puisi adalah fungsi spiritual yang sifatnya tidak langsung bagi kehidupan fisikal yang praktis. Hal ini sesuai dengan hakikat puisi ini berhubungan dengan kehidupan kebatinan dan kejiwaan manusia. Puisi mempengaruhi kehidupan manusia lewat kehidupan batin dan kejiwaannya. Lewat kehidupan kejiwaan ini puisi memepengaruhi aktivitas kehidupan fisik manusia.
Karena puisi itu karya seni untuk menyampaikan gagaan san, maka fungsi puisi adalah dulce, (indah, manis) dan utile ( berguna, bermanfaat). Dulce berhubungan dengan muatan yang dikandung puisi, berupa ajran, gagasan, atau pikiran.
Puisi merangsang kepekaan terhadap keindahan dan terhadap rasa kemanusiaan. Karya seni itu, termasuk puisi, berupaya mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan pada keduis teknologi dan menyadarkan kembali manusia pada kedudukannya sebagai subjek dalam kehidupan ini. Puisis berusaha mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang terkikis teknologi dan menyadarkan kembali manusi apada kedudukannya sevagai subjek dalam kehikdupan ini. Puisi berusaha mengembalikan stabilitas, keselarasan dan keutuhan dalam diri manusia.
Baca juga Bagaimana Cara Membuat Puisi yang Baik?
Demikian mengenai Pengertian Hakikat dan Fungsi Puisi, semoga memberikan manfaat bagi anda. Salam Nektarity
0 komentar:
Posting Komentar