Setelah mengetahui Bagaimana Puisi yang Baik, tentu timbul pertanyaan, Bagaimanakah variasi teknik kreatif yang dimungkinkan akan menggiring secara mudah dalam menulis puisi?
Sebenarnya banyak teknik dalam pengajaran menulis puisi jika kita berani kreatif dalam melakukannya. Teknik-teknik ini berkaitan dengan keberanian, pemahaman puisi, igenuitas (luwes), penguasaan style, dan kemampuan empati. Variasi teknik kreatif dalam menulis puisi ini dapat diuraikan sebagai berikut.
A. Teknik Peta Pasang Kata
Teknik ini berpusat pada keberanian dalam memasang-masangkan kata secara bebas tetapi imajinatif. Di sinilah, akan dimungkinkan munculnya kata-kata baru yang imajinatif pula. Hal ini, kemudian menjadi hal yang secara potensial dapat dikembangkan menjadi larik yang menarik, kemudian dapat dikemabangkan menjadi bait, selanjutnya dapat disempurnakan puisi yang utuh.
Langkah pertama kita perlu membayangkan sentral kata yang menggerakkan inspirari kita. Tugas kita dalam langkah ini, adalah menyeleksi dari sekian pengalaman dan empati kita untuk memilih focus pada diksi tertentu. Inspirasional diksi yang menggerakkan ini menggugah ingatan kita pada hal-hal lain yang seringkali secara tidak sadar akan menghasilkan eksplorasi kata yang luar biasa.
Langkah kedua mengaitkan kata dengan kata lain (memasangkan kata). Ini membutuhkan keberanian untuk tidak terjebak pada ketakutan apakah pasangan kata yang dibuat salah atau benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam menulis puisi tidak dikenal salah atau benar, sebab penyair memiliki kebebasan untuk menyimpang dari kaidah yang dikenal dengan licensia poetica.
Contoh: mata lupa, aroma dusta, hitam hati, dll.
Langkah ketiga setelah kita secara acak bermain-main dengan memasangkan kata dengan berbagai kata secara bebas maka selanjutnya mengembangkannya menjadi larik-larik yang menarik. Larik-larik menarik dalam puisi tidak terikat oleh kaidah kebahasaan, tetapi seorang penyair diberikan kebebasan untuk berkarya.
Contoh:
Aroma dusta bermuara pada tatapan luka/
mata lupa mengingatnya karena/
Langkah keempat mengkategorikan larik-larik yang telah dibuat ke dalam tema kecil (pokok permasalahan) yang biasa disebut subject matter. Di sini, dibutuhkan kemampuan analisis terhadap isi dan makna larik kemudian merangkai gagasan larik ke dalam keutuhan bait yang memikat.
Langkah kelima dekat dengan langkah keempat, mengategorikan larik ke dalam kelompok larik yang membangun bait. Di sinilah dibutuhkan kejelian untuk menentukan larik- larik yang manakah yang memiliki nuansa sama, berdekatan, dan bahkan berurutan “pikiran”. Dengan begitu, maka akan sangat membantu dalam mengklasifikasikan larik.
B. Teknik Epigonal
Teknik epigonal ini pada dasarnya adalah teknik pengekoran terhadap puisi-puisi yang telah ada. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah; (a) sebanyak mungkin membaca puisi para penyair, (b) mengidentifikasi kemenarikan puisi, (c) mengategorikan aspek kemenarikan puisi, (d) menyisihkan puisi-puisi yang inspirasional dan menarik, (e) mengedit secara cermat sehingga puisi yang ditulisnya sudah relatif memesona.
C. Teknik Lengkapi
Puisi Teknik ini merupakan latihan mendasar mengawali puisi, mengisi isi puisi, sampai bagaimana mengakhiri puisi yang menarik. Di samping itu, teknik ini juga melatihkan agar secara kreatif kita dapat menyesuaikan secara cepat dengan gaya puisi yang dirumpangkan. Langkah-langkah yang dapat dimanfaatkan dalam teknik ini adalah sebagai berikut (a) menghilangkan sebait dua bait awal kemudian mengisinya dengan ungkapan beda tetapi semakna, (b) menghilangkan bait-bait isi puisi kemudian mengisinya dengan ungkapan beda tapi semakna, (c) menghilangkan sebait terakhir kemudian mengisinya dengan ungkapan beda tapi semakna, (d) mengedit ulang apakah pengisian bait-bait rumpang itu secara totalitas makna sudah padu.
D. Teknik Outbond
Pada prinsipnya teknik outbond mengajak kita menajak kita untuk terlibat langsung dengan objek, dan karena itu, pemaksimalan penulisan puisi menggunakan teknik ini menarik jika dilakukan di luar ruang-ruang bersekat, tetapi dialam terbuka. Misalnya, di pinggir kali, di alon-alon kota, di objek wisata, di pesawahan, di keramaian, dan seterusnya. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam teknik outbond adalah: (a) memilih tempat yang cocok dengan tema terpilih, (b) memaksimalkan objek langsung sebagai sumber inspirasi dan ekspresi, (c) mengekspresikannya sesuai dengan objek amatan, dan (d) menata dengan baik berbasis objek langsung.
E. Teknik Bergambar
Gambar dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan siswa langsung pada tema yang diangkat dalam sebuah puisi. Aktivitas yang disarankan adalah dengan menunjukkan sebuah gambar disertai dengan pertanyaan-pertanyaan yany mengarah pada gambar. Contoh aktivitas: Sebelum pengajaran menulis puisi ditunjukkan beberapa gambar, seperti kelinci dengan wajah sedih, rumah, dan gadis yang sedang mencari sesuatu. Kemudian disertai pertanyaan-pertanyaan seperti, Binatang apa ini? Apakah dia kelihatan senang? Gambar apakah ini? Apakah kelinci itu tahu rumah ini? Siapa gadis kecil ini? Apa yang dia lakukan?
F. Teknik Panggil Pengalaman
Sumber yang paling diyakini dapat membantu dalam pengajaran menulis puisi adalah mengangakat pengalaman pribadi, mengundang ide atau gagasan (brainstorming). Dalam kegiatan ini, satu tema bisa dipilih, misalnya, yang paling sederhana, kegiatan akhir pekan. Ini bisa dimulai dengan menulis pargraf pendek tentang kegiatan akhir pekan yang tak terlupakan. Setelah itu dengan bimbingan bisa dilanjutkan menulis puisi berdasarkan pengalaman yang tak terlupakan.
Demikian beberapa Variasi teknik menulis puisi. Semoga bermanfaat :)
Sebenarnya banyak teknik dalam pengajaran menulis puisi jika kita berani kreatif dalam melakukannya. Teknik-teknik ini berkaitan dengan keberanian, pemahaman puisi, igenuitas (luwes), penguasaan style, dan kemampuan empati. Variasi teknik kreatif dalam menulis puisi ini dapat diuraikan sebagai berikut.
Beberapa Teknik dalam Menulis Puisi
A. Teknik Peta Pasang Kata
Teknik ini berpusat pada keberanian dalam memasang-masangkan kata secara bebas tetapi imajinatif. Di sinilah, akan dimungkinkan munculnya kata-kata baru yang imajinatif pula. Hal ini, kemudian menjadi hal yang secara potensial dapat dikembangkan menjadi larik yang menarik, kemudian dapat dikemabangkan menjadi bait, selanjutnya dapat disempurnakan puisi yang utuh.
Langkah pertama kita perlu membayangkan sentral kata yang menggerakkan inspirari kita. Tugas kita dalam langkah ini, adalah menyeleksi dari sekian pengalaman dan empati kita untuk memilih focus pada diksi tertentu. Inspirasional diksi yang menggerakkan ini menggugah ingatan kita pada hal-hal lain yang seringkali secara tidak sadar akan menghasilkan eksplorasi kata yang luar biasa.
Langkah kedua mengaitkan kata dengan kata lain (memasangkan kata). Ini membutuhkan keberanian untuk tidak terjebak pada ketakutan apakah pasangan kata yang dibuat salah atau benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam menulis puisi tidak dikenal salah atau benar, sebab penyair memiliki kebebasan untuk menyimpang dari kaidah yang dikenal dengan licensia poetica.
Contoh: mata lupa, aroma dusta, hitam hati, dll.
Langkah ketiga setelah kita secara acak bermain-main dengan memasangkan kata dengan berbagai kata secara bebas maka selanjutnya mengembangkannya menjadi larik-larik yang menarik. Larik-larik menarik dalam puisi tidak terikat oleh kaidah kebahasaan, tetapi seorang penyair diberikan kebebasan untuk berkarya.
Contoh:
Aroma dusta bermuara pada tatapan luka/
mata lupa mengingatnya karena/
Langkah keempat mengkategorikan larik-larik yang telah dibuat ke dalam tema kecil (pokok permasalahan) yang biasa disebut subject matter. Di sini, dibutuhkan kemampuan analisis terhadap isi dan makna larik kemudian merangkai gagasan larik ke dalam keutuhan bait yang memikat.
Langkah kelima dekat dengan langkah keempat, mengategorikan larik ke dalam kelompok larik yang membangun bait. Di sinilah dibutuhkan kejelian untuk menentukan larik- larik yang manakah yang memiliki nuansa sama, berdekatan, dan bahkan berurutan “pikiran”. Dengan begitu, maka akan sangat membantu dalam mengklasifikasikan larik.
B. Teknik Epigonal
Teknik epigonal ini pada dasarnya adalah teknik pengekoran terhadap puisi-puisi yang telah ada. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah; (a) sebanyak mungkin membaca puisi para penyair, (b) mengidentifikasi kemenarikan puisi, (c) mengategorikan aspek kemenarikan puisi, (d) menyisihkan puisi-puisi yang inspirasional dan menarik, (e) mengedit secara cermat sehingga puisi yang ditulisnya sudah relatif memesona.
C. Teknik Lengkapi
Puisi Teknik ini merupakan latihan mendasar mengawali puisi, mengisi isi puisi, sampai bagaimana mengakhiri puisi yang menarik. Di samping itu, teknik ini juga melatihkan agar secara kreatif kita dapat menyesuaikan secara cepat dengan gaya puisi yang dirumpangkan. Langkah-langkah yang dapat dimanfaatkan dalam teknik ini adalah sebagai berikut (a) menghilangkan sebait dua bait awal kemudian mengisinya dengan ungkapan beda tetapi semakna, (b) menghilangkan bait-bait isi puisi kemudian mengisinya dengan ungkapan beda tapi semakna, (c) menghilangkan sebait terakhir kemudian mengisinya dengan ungkapan beda tapi semakna, (d) mengedit ulang apakah pengisian bait-bait rumpang itu secara totalitas makna sudah padu.
D. Teknik Outbond
Pada prinsipnya teknik outbond mengajak kita menajak kita untuk terlibat langsung dengan objek, dan karena itu, pemaksimalan penulisan puisi menggunakan teknik ini menarik jika dilakukan di luar ruang-ruang bersekat, tetapi dialam terbuka. Misalnya, di pinggir kali, di alon-alon kota, di objek wisata, di pesawahan, di keramaian, dan seterusnya. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam teknik outbond adalah: (a) memilih tempat yang cocok dengan tema terpilih, (b) memaksimalkan objek langsung sebagai sumber inspirasi dan ekspresi, (c) mengekspresikannya sesuai dengan objek amatan, dan (d) menata dengan baik berbasis objek langsung.
E. Teknik Bergambar
Gambar dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan siswa langsung pada tema yang diangkat dalam sebuah puisi. Aktivitas yang disarankan adalah dengan menunjukkan sebuah gambar disertai dengan pertanyaan-pertanyaan yany mengarah pada gambar. Contoh aktivitas: Sebelum pengajaran menulis puisi ditunjukkan beberapa gambar, seperti kelinci dengan wajah sedih, rumah, dan gadis yang sedang mencari sesuatu. Kemudian disertai pertanyaan-pertanyaan seperti, Binatang apa ini? Apakah dia kelihatan senang? Gambar apakah ini? Apakah kelinci itu tahu rumah ini? Siapa gadis kecil ini? Apa yang dia lakukan?
F. Teknik Panggil Pengalaman
Sumber yang paling diyakini dapat membantu dalam pengajaran menulis puisi adalah mengangakat pengalaman pribadi, mengundang ide atau gagasan (brainstorming). Dalam kegiatan ini, satu tema bisa dipilih, misalnya, yang paling sederhana, kegiatan akhir pekan. Ini bisa dimulai dengan menulis pargraf pendek tentang kegiatan akhir pekan yang tak terlupakan. Setelah itu dengan bimbingan bisa dilanjutkan menulis puisi berdasarkan pengalaman yang tak terlupakan.
Baca Juga Rima dalam Puisi
Demikian beberapa Variasi teknik menulis puisi. Semoga bermanfaat :)
1 komentar:
Sip, sangat membuka wawasan. Banyak ragamnya ternyata untuk membuat puisi.
Salam Ka(r)ya!
Posting Komentar