Ada banyak definisi tentang sastra. Hal ini dimungkinkan karena seperti yang diyakini kaum formalis bahwa sastra bukan sesuatu yang statis melainkan susunannya berubah-ubah. Sebuah karya sastra sangat dipengaruhi oleh ruang dan waktu. Dua karya sastra dari dua tempat atau zaman yang berbeda bisa memiliki ciri-ciri dan karekteristik yang berbeda karena karya sastra sangat dipengaruhi oleh ruang dan waktu serta budaya dan nilai-nilai yang ada di sekitarnya.
Ontologi adalah analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan, yaitu hal-hal atau benda-benda empiris. Ontologis membahas tentang apa yang ingin diketahui.
Menurut kaum formalis, sastra adalah bahasa yang mengalami defamiliarisasi atau deotomatisasi untuk menonjolkan bentuk bahasa demi efek estetis. Defamiliarisasi adalah konteks sifat sastra yang aneh atau asing. Keanehan tersebut sebagai hasil sulapan pengarang. Pengarang bebas menyulap teks sastra menjadi sangat berbeda dengan susunan sesungguhnya dengan memanfaatkan aspek semantik, sintaksis, dan pragmatik bahasa. Akibatnya teks sastra boleh saja jadi sulit dikenali karena menggunakan bahasa spesifik. Dalam hal ini teks kehilangan otomatisasi (deotomatisasi) untuk dipahami pembaca. Untuk memahami pesan di dalamnya, pembaca harus melakukan identifikasi sembari membaca sebuah teks sastra.
Cara mengungkapkan merupakan ciri khas bagi kesastraan. Defamiliarisasi dan deotomatisasi menghasilkan cipta seni sastra yang unik.Fungsi puitik dominan dalam sastra karena Fungsi puitik dapat diketahui bila muncul ekuivalensi, persamaan atau pertentangan yang menyolok yang bersifat sistematik. Fungsi puitik yang juga biasa disebut fungsi imajinatif merupakan fungsi bahasa yang terkait dengan cara penyampaian pesan.
Cara-cara tertentu membuat pesan yang disampaikan menjadi mengesankan karena dilakukan dengan menggunakan bahasa yang indah penuh estetika. Karenanya sastra dapat digunakan untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dengan cara mempelajari kebudayaan mereka.
Demikian sedikit mengenai Ontologi Sastra, semoga bermanfaat. Jika ada kesalahan mohon koreksinya. Salam Nektarity
Teori Ontologi Sastra
Ontologi adalah analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan, yaitu hal-hal atau benda-benda empiris. Ontologis membahas tentang apa yang ingin diketahui.
Menurut kaum formalis, sastra adalah bahasa yang mengalami defamiliarisasi atau deotomatisasi untuk menonjolkan bentuk bahasa demi efek estetis. Defamiliarisasi adalah konteks sifat sastra yang aneh atau asing. Keanehan tersebut sebagai hasil sulapan pengarang. Pengarang bebas menyulap teks sastra menjadi sangat berbeda dengan susunan sesungguhnya dengan memanfaatkan aspek semantik, sintaksis, dan pragmatik bahasa. Akibatnya teks sastra boleh saja jadi sulit dikenali karena menggunakan bahasa spesifik. Dalam hal ini teks kehilangan otomatisasi (deotomatisasi) untuk dipahami pembaca. Untuk memahami pesan di dalamnya, pembaca harus melakukan identifikasi sembari membaca sebuah teks sastra.
Cara mengungkapkan merupakan ciri khas bagi kesastraan. Defamiliarisasi dan deotomatisasi menghasilkan cipta seni sastra yang unik.Fungsi puitik dominan dalam sastra karena Fungsi puitik dapat diketahui bila muncul ekuivalensi, persamaan atau pertentangan yang menyolok yang bersifat sistematik. Fungsi puitik yang juga biasa disebut fungsi imajinatif merupakan fungsi bahasa yang terkait dengan cara penyampaian pesan.
Cara-cara tertentu membuat pesan yang disampaikan menjadi mengesankan karena dilakukan dengan menggunakan bahasa yang indah penuh estetika. Karenanya sastra dapat digunakan untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dengan cara mempelajari kebudayaan mereka.
Baca Juga Teori Resepsi Sastra
Demikian sedikit mengenai Ontologi Sastra, semoga bermanfaat. Jika ada kesalahan mohon koreksinya. Salam Nektarity
0 komentar:
Posting Komentar