Komunitas Penulis - Salam. Lama tidak update blog, kali ini membawa karya dari Nektarity berupa puisi. Setelah sebelumnya kami menerbitkan buku Puisi Tentang Kerinduan dengan judul RENDJANA,(Lihat di RENDJANA) ada banyak puisi dari Anggtoa kami yang sebenarnya sangat bagus. Nah daripada dibuang, ada baiknya kami posting secara bertahap disini tentang Puisi Rindu yang sudah masuk.
Puisi tentang rindu ini dibuat sekitar setahun silam melalui Originalitas Therapy, sebuah program dari grup kami. Puisi-puisi kerinduan ini dibuat dalam berbagai tema baik puisi kerinduan terhadap kekasih, puisi kerinduan terhadap ibu, orangtua, atau kerinduan kepada yang sejati yaitu Tuhan yang Maha Esa. Dengan berbagai tema kerinduan ini membuat suasana puisi makin romantis.
Berikut Kumpulan Puisi kerinduan dari nektarity:
Hingga Jarak 0 Kilometer
Sayang, dimensi kita masih sama, kamu tahu itu, kan?
Aku ada. Pun dirimu.
Hanya ruang yang membatasi gerak kita.
Tempat kita berpijak masih
sama—tanah basah yang selalu kusirami dengan airmata kala mentari mulai tiba.
Atap yang kita tatap setiap habis
bercinta saat hari mulai gelap juga
masih sama, langit—tempatku mengukir sakit.
Sayang, percayalah, semuanya
masih sama.
Bahkan, jarak kita hanya
sejauh pandangan mata.
Lalu, mengapa
kita tidak bersama?
Itulah masalahnya.
Jangan pernah termakan hasutan jarak, Sayang.
Untuk apapun ilusi yang tercipta di kepalamu, jangan pernah terhasut!
Rindu ini akan selalu sama.
Tersimpan baik pada kotaknya--menunggu untuk kaubuka.
Hingga jarak yang terbentang tiada.
Hingga jarak 0 kilometer tiba, rindu
tetap setia menunggu untuk kaubuka.
Tak sabar terlepas dari kotaknya, melebur dalam pelukanmu.
Penulis: Aidha Utami, mahasiswa tingkat repot yang terobsesi menjadi sleeping beauty.
***
Pada Perjalanan Rindu
Ada rindu yang terbang pada indahnya sayap kupu-kupu,
juga pada manisnya madu yang dicuri sekumpulan lebah
dari harumnya bunga-bunga di taman rumahmu.
Ada rindu yang terlukis pada hamparan langit biru di kotamu,
juga pada tangis hujan dalam hutan di atas kampungku
yang bahasakan pesan indah dari doa harapmu.
Ada rindu yang berlari-larian pada jalan untuk tanggung jawab,
juga pada cahaya yang membuat bayang dalam terang
yang mengajak tersenyum dalam berkeringat.
Ada rindu yang bersijajar rapi pada barisan detik-detik rahasia,
juga pada merdunya bisikan angin yang menyentuh batin
lalu meniupi mataku hingga berair mata selalu.
Ada rindu yang tak bisa kujelaskan sebening embun pada hulu mataku,
yang tak bisa kuterangkan seputih kertas tisu yang kau tawarkan
untuk menghapus pertanyaan muskilmu.
Tapi pada perjalanan rindu kupertegaskan semuanya selama kubisa,
menentang merahnya mata-mata sebab kejamnya dunia
untuk hidup melebihi seumur masa.
Penulis: Suparno Hasta, lahir di Desa Gunungsari, Banjarnegara. Lulusan SLTP N 1 Kalibening. Sering dibilang gila karena menyukai musik punk walau sebenarnya tidak bertato dan hidupnya pun tidak menggembel di jalan.
***
Rinduku Tiada Noktahnya
Telah sampaikah padamu nyayian rinduku
Malam yang bertandang adalah deritaku
Saat mata enggan terpejam wajah manismu mengambang di depan mataku
Riuh tawamu saat masih disisihku telah lumpuhkan otakku
Aku beku, disudut rindu jiwaku kelu
Detak jantungku tak beraturan
Saat kuingat rasa ini hanya untukmu seorang
Aku tenggelam dalam penantian panjang
Lara yang menghujam hanya dirimu penawarnya sayang
Umpama bintang dilangit, itulah cintaku
Tak dapat dihitung, tak pula bisa ditotal
Angin, bawalah setiap desiran rindu ini padanya
Kabarkan bahwa jiwaku berkelana
Mengembara diantara belantara kasih yang kian membara
Tak terhitung pun tak dapat di tampung
Jumlah lembaran –lembaran kenangan itu
Penulis: Putri Kamila – pemimpi- Kendal
***
Risalah Rindu
ratusan risalah tanpa alamat
tertulis untukmu
tersimpan di laci kalbu
balasan masihlah bisu
setiap senja terasa pekat
mencekat lekat rasa
ratusan senja terlewat
kalimat semakin binasa
ah... menanti janji
hitam - merah tinta jadi saksi
di mana adanya kini
tahukah kau? aku merindu!
Mojokerto, 24-04-2013
Jumat pukul 10:41 melalui seluler • Suka
Penulis: M Yusuf A adalah nama pena dari pemuda yang berdomisili di Mojokerto, Twitter @Rahman_Yusuf27
***
Tentang Merindumu
Angin tergugu
Mentari membiru
Siang melambat
Malam tercekat
Buihbuih kenangan muncrat
Memercik ingatan sekelebat
Memutar ulang cerita usang
Tempat luka dan ceria tak pernah hilang
Oi, apakah gerangan tersisa?
dari biadabnya masa berpisah,
selain kerinduan tak terkata
halangi asa yang hampir nyata
Malam memang tak pernah memusuhi siang
lantaran memaksanya menyudahi senja
Pun kemarau tak pernah menyesali hujan
yang membatasi lelaku teriknya,
kemudian bersoraksorai dalam deras rinainya
Sebab persuaan pasti terjadi
sekali lagi
Terulang lagi
Bergantiganti
Hingga kerinduan tak berarti
Tapi tidak bagimu; bagiku; bagi kita
yang menekuri garis takdir semesta
Membiarkannya bentangkan jarak
Saksikan kepingkeping rindu terserak
Sebab pertemuan bagi kita, se-mustahil menyulap kayu menjadi perak
Dan ketika tarikan napas mulai berat,
sesakkan rongga dada semakin sesak
Saat memikul beban rindu yang kian sarat
Hanya layar mimpi kupasang tegak
Duhai, Juwita hati...singgahlah engkau di sana
Agar puas 'kusesap ragamu
sebab rerindu ini bertambah purna
Hanyutkan gairahku dalam arus penantian semu
Penulis: Lateeva Martufemi, ibu tiga anak yang selalu merindu untuk mencumbu aksara biru dalam gagu.
***
Di Teras Hujan
langkahku berpacu kala itu menantang langit
menyibak rinai rinai gerimis
menderap mimpi mimpi murni
di teras hujan kala itu
kita beradu tawa
menyipak gemenang asa membuncah jelaga bahagia
di teras hujan kini
semua mematung sepi
pelan ku tiup rindu pada hembus angin yang pernah kita hela bersama
sebelum raga mendewasa
Penulis: anna - manusia gila
***
Gimana? keren kan? yang lebih keren lagi ada. Silakan beli buku RENDJANA. pemesanan Lihat di halaman RENDJANA. Demikian beberapa Puisi tema kerinduan yang terposting kali ini, beberapa puisi kerinduan lain akan kami posting di postingan selanjutnya, nantikan puisi-puisi tentang kerinduan selanjutnya. Untuk Salam Nektarity.
Puisi tentang rindu ini dibuat sekitar setahun silam melalui Originalitas Therapy, sebuah program dari grup kami. Puisi-puisi kerinduan ini dibuat dalam berbagai tema baik puisi kerinduan terhadap kekasih, puisi kerinduan terhadap ibu, orangtua, atau kerinduan kepada yang sejati yaitu Tuhan yang Maha Esa. Dengan berbagai tema kerinduan ini membuat suasana puisi makin romantis.
Berikut Kumpulan Puisi kerinduan dari nektarity:
Kumpulan Puisi Tentang Rindu
Hingga Jarak 0 Kilometer
Sayang, dimensi kita masih sama, kamu tahu itu, kan?
Aku ada. Pun dirimu.
Hanya ruang yang membatasi gerak kita.
Tempat kita berpijak masih
sama—tanah basah yang selalu kusirami dengan airmata kala mentari mulai tiba.
Atap yang kita tatap setiap habis
bercinta saat hari mulai gelap juga
masih sama, langit—tempatku mengukir sakit.
Sayang, percayalah, semuanya
masih sama.
Bahkan, jarak kita hanya
sejauh pandangan mata.
Lalu, mengapa
kita tidak bersama?
Itulah masalahnya.
Jangan pernah termakan hasutan jarak, Sayang.
Untuk apapun ilusi yang tercipta di kepalamu, jangan pernah terhasut!
Rindu ini akan selalu sama.
Tersimpan baik pada kotaknya--menunggu untuk kaubuka.
Hingga jarak yang terbentang tiada.
Hingga jarak 0 kilometer tiba, rindu
tetap setia menunggu untuk kaubuka.
Tak sabar terlepas dari kotaknya, melebur dalam pelukanmu.
Penulis: Aidha Utami, mahasiswa tingkat repot yang terobsesi menjadi sleeping beauty.
***
Pada Perjalanan Rindu
Ada rindu yang terbang pada indahnya sayap kupu-kupu,
juga pada manisnya madu yang dicuri sekumpulan lebah
dari harumnya bunga-bunga di taman rumahmu.
Ada rindu yang terlukis pada hamparan langit biru di kotamu,
juga pada tangis hujan dalam hutan di atas kampungku
yang bahasakan pesan indah dari doa harapmu.
Ada rindu yang berlari-larian pada jalan untuk tanggung jawab,
juga pada cahaya yang membuat bayang dalam terang
yang mengajak tersenyum dalam berkeringat.
Ada rindu yang bersijajar rapi pada barisan detik-detik rahasia,
juga pada merdunya bisikan angin yang menyentuh batin
lalu meniupi mataku hingga berair mata selalu.
Ada rindu yang tak bisa kujelaskan sebening embun pada hulu mataku,
yang tak bisa kuterangkan seputih kertas tisu yang kau tawarkan
untuk menghapus pertanyaan muskilmu.
Tapi pada perjalanan rindu kupertegaskan semuanya selama kubisa,
menentang merahnya mata-mata sebab kejamnya dunia
untuk hidup melebihi seumur masa.
Penulis: Suparno Hasta, lahir di Desa Gunungsari, Banjarnegara. Lulusan SLTP N 1 Kalibening. Sering dibilang gila karena menyukai musik punk walau sebenarnya tidak bertato dan hidupnya pun tidak menggembel di jalan.
***
Rinduku Tiada Noktahnya
Telah sampaikah padamu nyayian rinduku
Malam yang bertandang adalah deritaku
Saat mata enggan terpejam wajah manismu mengambang di depan mataku
Riuh tawamu saat masih disisihku telah lumpuhkan otakku
Aku beku, disudut rindu jiwaku kelu
Detak jantungku tak beraturan
Saat kuingat rasa ini hanya untukmu seorang
Aku tenggelam dalam penantian panjang
Lara yang menghujam hanya dirimu penawarnya sayang
Umpama bintang dilangit, itulah cintaku
Tak dapat dihitung, tak pula bisa ditotal
Angin, bawalah setiap desiran rindu ini padanya
Kabarkan bahwa jiwaku berkelana
Mengembara diantara belantara kasih yang kian membara
Tak terhitung pun tak dapat di tampung
Jumlah lembaran –lembaran kenangan itu
Penulis: Putri Kamila – pemimpi- Kendal
***
Risalah Rindu
ratusan risalah tanpa alamat
tertulis untukmu
tersimpan di laci kalbu
balasan masihlah bisu
setiap senja terasa pekat
mencekat lekat rasa
ratusan senja terlewat
kalimat semakin binasa
ah... menanti janji
hitam - merah tinta jadi saksi
di mana adanya kini
tahukah kau? aku merindu!
Mojokerto, 24-04-2013
Jumat pukul 10:41 melalui seluler • Suka
Penulis: M Yusuf A adalah nama pena dari pemuda yang berdomisili di Mojokerto, Twitter @Rahman_Yusuf27
***
Tentang Merindumu
Angin tergugu
Mentari membiru
Siang melambat
Malam tercekat
Buihbuih kenangan muncrat
Memercik ingatan sekelebat
Memutar ulang cerita usang
Tempat luka dan ceria tak pernah hilang
Oi, apakah gerangan tersisa?
dari biadabnya masa berpisah,
selain kerinduan tak terkata
halangi asa yang hampir nyata
Malam memang tak pernah memusuhi siang
lantaran memaksanya menyudahi senja
Pun kemarau tak pernah menyesali hujan
yang membatasi lelaku teriknya,
kemudian bersoraksorai dalam deras rinainya
Sebab persuaan pasti terjadi
sekali lagi
Terulang lagi
Bergantiganti
Hingga kerinduan tak berarti
Tapi tidak bagimu; bagiku; bagi kita
yang menekuri garis takdir semesta
Membiarkannya bentangkan jarak
Saksikan kepingkeping rindu terserak
Sebab pertemuan bagi kita, se-mustahil menyulap kayu menjadi perak
Dan ketika tarikan napas mulai berat,
sesakkan rongga dada semakin sesak
Saat memikul beban rindu yang kian sarat
Hanya layar mimpi kupasang tegak
Duhai, Juwita hati...singgahlah engkau di sana
Agar puas 'kusesap ragamu
sebab rerindu ini bertambah purna
Hanyutkan gairahku dalam arus penantian semu
Penulis: Lateeva Martufemi, ibu tiga anak yang selalu merindu untuk mencumbu aksara biru dalam gagu.
***
Di Teras Hujan
langkahku berpacu kala itu menantang langit
menyibak rinai rinai gerimis
menderap mimpi mimpi murni
di teras hujan kala itu
kita beradu tawa
menyipak gemenang asa membuncah jelaga bahagia
di teras hujan kini
semua mematung sepi
pelan ku tiup rindu pada hembus angin yang pernah kita hela bersama
sebelum raga mendewasa
Penulis: anna - manusia gila
***
Lihat Juga Puisi Tentang Ayah
Gimana? keren kan? yang lebih keren lagi ada. Silakan beli buku RENDJANA. pemesanan Lihat di halaman RENDJANA. Demikian beberapa Puisi tema kerinduan yang terposting kali ini, beberapa puisi kerinduan lain akan kami posting di postingan selanjutnya, nantikan puisi-puisi tentang kerinduan selanjutnya. Untuk Salam Nektarity.
1 komentar:
hmm semua tentang rindu pasti galau kalau g segera ketemu hehe
Posting Komentar