Komunitas Penulis - Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang saling berkaitan
antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf merupakan
suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas
dari kalimat. Himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam paragraf, gagasan
menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain
untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas.
Dalam batasan kamus, Kamus Linguistik yang disusun Harimurti Kridalaksana membatasi pengertian paragraf:
1. Paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung satu tema dan perkembangannya;
2. Paragraf adalah bagian wacana yang mengungkapkan pikiran atau hal tertentu yang lengkap tetapi yang masih berkaitan dengan isi seluruh wacana; dapat terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan.
Sedangkan definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia paragraf adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran atau satu tema yang lengkap dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih.
Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam 1(satu) paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan.
Sebuah karangan yang tidak dibagi dalam paragraf-paragraf pasti akan sangat meyulitkan pembacanya. Pembaca akan kelelahan dan jenuh menghadapi seluruh karangan sekaligus, terlebih jika karangan tersebut cukup panjang. Pembaca seakan-akan dipaksa untuk terus membaca sampai selesai, tanpa memberinya kesempatan untuk berhenti sejenak untuk kemudian memusatkan konsentrasi kembali. Paragraf sebenarnya tak ubahnya seperti anak tangga. Pembaca (ibarat pemanjat) akan sangat sulit sampai pada puncak pemahaman dengan sekali lompat, jika anak tangga yang menjadi penolong tidak tersedia.
Dengan adanya paragraf-paragraf, pembaca akan tahu di mana pokok gagasan dimulai dan di mana berakhirnya, untuk berikutnya berpindah lagi ke gagasan berikutnya. Begitu seterusnya sampai selesai. Dengan demikian, pembaca dapat dengan mudah menapaki anak-anak tangga tanpa menjumpai kesulitan, karena gagasan-gagasan pokok ditata berurutan menuju ke suatu pengertian yang total, yang hendak disampaikan karangan itu.
Untuk unsur-unsur paragraf telah dijelaskan dalam postingan Unsur-unsur Paragraf
Pada dasarnya, jenis paragraf dibagi menjadi 5, diantaranya Narasi, Deskripsi , Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi. Tetapi, dari setiap jenis paragraf, akan terbagi lagi karena adanya perpaduan atau campuran.
Sedangkan Paragaraf Deduktif dan Induktif adalah salah satu jenis paragraf yang dilihat dari letak gagasan utamanya. Akan kita jelaskan pada postingan Paragaraf deduktif dan Induktif
Menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu. Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut. Kalimat-kalimat dalam paragraf narasi yang berisi rangkaian kejadian atau peristiwa biasanya disusun menurut urutan waktu (kronologis).
Isi paragraf narasi boleh tentang fakta yang benar-benar terjadi, boleh pula tentang sesuatu yang khayali. Otobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal biasanya ditulis dalam bentuk narasi, dan isi karangan itu memang benar-benar nyata atau berdasar fakta sejarah yang tidak dibuat-buat. Tetapi cerpen, novel, hikayat, drama, dongeng, dan lain-lain seringkali hanyalah hasil kreasi daya khayal seorang pengarang, yang sebenarnya cerita itu sendiri tak pernah terjadi.
Hal-hal yang berkaitan dengan narasi :
- Berbentuk cerita atau kisahan
- Menonjolkan pelaku
- Menurut perkembangan dari waktu ke waktu
- Disusun secara sistematis
2. Paragraf Deskripsi
Menggambarkan sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetil sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat, mendengar, dan merasakannya sendiri. Paragraf deskripsi mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu bertujuan untuk melukiskan suatu objek. Paragraf ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Paragraf deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengmukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Misalnya, suasana kampung yang begitu damai, tenteram, dan saling menolong, dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Juga suasana hiruk pikuk ketika terjadi kebakaran, dapat pula disajikan dalam bentuk deskripsi.
3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah Paragraf yang berusaha menerangkan suatu hal atau suatu gagaan. Dalam memaparkan sebuah ide pokok, kita dapat menjelaskan dan melengkapinya dengan memberi keterangan yang cukup atau dapat pula mengembangkannya sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti. Memaparkan tentang sesuatu dengan tujuan memberi informasi (menambah wawasan).
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Langkah menyusun eksposisi :
- Menentukan topik/ tema
- Menetapkan tujuan
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber
- Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
- Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
4. Paragraf Argumentasi
Mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta. Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Paragraf argumentasi atau persuasi merupakan jenis karangan yang paling sukar bila dibandingkan dengan tiga jenis yang telah diuraikan di muka. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa jenis karangan argumentasi ini lebih penting dan lebih berharga daripada jenis karangan narasi, deskripsi, atau eksposisi. Karangan argumentasi lebih sukar karena pada jenis karangan ini pengarang wajib mengemukakan argumentasi (alasan), bukti atau contoh yang dapat meyakinkan, sehingga terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinannya. Untuk meyakinkan orang lain agar terpengaruh dan kemudian bertindak seperti yang diinginkan, tentu ada persyaratannya.
Pengarang harus berpikir secara kritis dan logis. Dia harus terbuka menerima pendapat orang lain, lalu menganalisis dan mempertimbangkannya secara baik dan rasional. Agar apat mengajukan argumentasi, pengarang sudah pasti harus memiliki pengetahuan dan pandangan yang cukup luas tentang hal yang diperbincangkan.
Kelogisan berpikir, keterbukaan sikap dan keluasan pandangan terhadap masalah yang diperbincangkan , akan banyak sekali peranannya untuk mempengaruhi orang lain. Maka ini semua merupakan persyaratan yang diperlukan untuk membikin karangan argumentasi.itulah sebabnya, tadi dikatakan karangan argumentasi atau persuasi itu lebih sukar. Kecuali lebih sukar, karangan argumentasi juga lebih beresiko karena karangan ini berpendapat dan berusaha meyakinkan orang lain, maka sangat boleh jadi pengarangnya berbeda atau bahkan berlawanan pendapat dengan pembaca.
Sementara itu, jenis karangan narasi, deskripsi, atau eksposisi, resiko yang dihadapi dihadapi pengarang biasanya relatif lebih kecil.
Langkah menyusun argumentasi :
- Menentukan topik/ tema
- Menetapkan tujuan
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber
- Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
- Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
5. Paragraf Persuasi
Paragraf yang bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Karangan yang berisi ajakan kepada pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca membenarkannya dan bersedia melaksanakan ajakan hal-hal yang baik demi kepentingan masyarakat banyak.
Giri-ciri persuasi :
Salam Nektarity.
Sumber Referensi:
Pengertian Paragraf
Dalam batasan kamus, Kamus Linguistik yang disusun Harimurti Kridalaksana membatasi pengertian paragraf:
1. Paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung satu tema dan perkembangannya;
2. Paragraf adalah bagian wacana yang mengungkapkan pikiran atau hal tertentu yang lengkap tetapi yang masih berkaitan dengan isi seluruh wacana; dapat terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan.
Sedangkan definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia paragraf adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran atau satu tema yang lengkap dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih.
Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam 1(satu) paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan.
Sebuah karangan yang tidak dibagi dalam paragraf-paragraf pasti akan sangat meyulitkan pembacanya. Pembaca akan kelelahan dan jenuh menghadapi seluruh karangan sekaligus, terlebih jika karangan tersebut cukup panjang. Pembaca seakan-akan dipaksa untuk terus membaca sampai selesai, tanpa memberinya kesempatan untuk berhenti sejenak untuk kemudian memusatkan konsentrasi kembali. Paragraf sebenarnya tak ubahnya seperti anak tangga. Pembaca (ibarat pemanjat) akan sangat sulit sampai pada puncak pemahaman dengan sekali lompat, jika anak tangga yang menjadi penolong tidak tersedia.
Dengan adanya paragraf-paragraf, pembaca akan tahu di mana pokok gagasan dimulai dan di mana berakhirnya, untuk berikutnya berpindah lagi ke gagasan berikutnya. Begitu seterusnya sampai selesai. Dengan demikian, pembaca dapat dengan mudah menapaki anak-anak tangga tanpa menjumpai kesulitan, karena gagasan-gagasan pokok ditata berurutan menuju ke suatu pengertian yang total, yang hendak disampaikan karangan itu.
Untuk unsur-unsur paragraf telah dijelaskan dalam postingan Unsur-unsur Paragraf
Pada dasarnya, jenis paragraf dibagi menjadi 5, diantaranya Narasi, Deskripsi , Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi. Tetapi, dari setiap jenis paragraf, akan terbagi lagi karena adanya perpaduan atau campuran.
Sedangkan Paragaraf Deduktif dan Induktif adalah salah satu jenis paragraf yang dilihat dari letak gagasan utamanya. Akan kita jelaskan pada postingan Paragaraf deduktif dan Induktif
Macam-macam Paragraf
1. Paragraf NarasiMenceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu. Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut. Kalimat-kalimat dalam paragraf narasi yang berisi rangkaian kejadian atau peristiwa biasanya disusun menurut urutan waktu (kronologis).
Isi paragraf narasi boleh tentang fakta yang benar-benar terjadi, boleh pula tentang sesuatu yang khayali. Otobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal biasanya ditulis dalam bentuk narasi, dan isi karangan itu memang benar-benar nyata atau berdasar fakta sejarah yang tidak dibuat-buat. Tetapi cerpen, novel, hikayat, drama, dongeng, dan lain-lain seringkali hanyalah hasil kreasi daya khayal seorang pengarang, yang sebenarnya cerita itu sendiri tak pernah terjadi.
Hal-hal yang berkaitan dengan narasi :
- Berbentuk cerita atau kisahan
- Menonjolkan pelaku
- Menurut perkembangan dari waktu ke waktu
- Disusun secara sistematis
Jenis-jenis paragraf narasi :
- Narasi ekspositorik (narasi teknis), adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
- Narasi sugestif, adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
2. Paragraf Deskripsi
Menggambarkan sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetil sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat, mendengar, dan merasakannya sendiri. Paragraf deskripsi mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu bertujuan untuk melukiskan suatu objek. Paragraf ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Paragraf deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengmukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Misalnya, suasana kampung yang begitu damai, tenteram, dan saling menolong, dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Juga suasana hiruk pikuk ketika terjadi kebakaran, dapat pula disajikan dalam bentuk deskripsi.
3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah Paragraf yang berusaha menerangkan suatu hal atau suatu gagaan. Dalam memaparkan sebuah ide pokok, kita dapat menjelaskan dan melengkapinya dengan memberi keterangan yang cukup atau dapat pula mengembangkannya sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti. Memaparkan tentang sesuatu dengan tujuan memberi informasi (menambah wawasan).
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Langkah menyusun eksposisi :
- Menentukan topik/ tema
- Menetapkan tujuan
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber
- Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
- Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
4. Paragraf Argumentasi
Mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta. Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Paragraf argumentasi atau persuasi merupakan jenis karangan yang paling sukar bila dibandingkan dengan tiga jenis yang telah diuraikan di muka. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa jenis karangan argumentasi ini lebih penting dan lebih berharga daripada jenis karangan narasi, deskripsi, atau eksposisi. Karangan argumentasi lebih sukar karena pada jenis karangan ini pengarang wajib mengemukakan argumentasi (alasan), bukti atau contoh yang dapat meyakinkan, sehingga terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinannya. Untuk meyakinkan orang lain agar terpengaruh dan kemudian bertindak seperti yang diinginkan, tentu ada persyaratannya.
Pengarang harus berpikir secara kritis dan logis. Dia harus terbuka menerima pendapat orang lain, lalu menganalisis dan mempertimbangkannya secara baik dan rasional. Agar apat mengajukan argumentasi, pengarang sudah pasti harus memiliki pengetahuan dan pandangan yang cukup luas tentang hal yang diperbincangkan.
Kelogisan berpikir, keterbukaan sikap dan keluasan pandangan terhadap masalah yang diperbincangkan , akan banyak sekali peranannya untuk mempengaruhi orang lain. Maka ini semua merupakan persyaratan yang diperlukan untuk membikin karangan argumentasi.itulah sebabnya, tadi dikatakan karangan argumentasi atau persuasi itu lebih sukar. Kecuali lebih sukar, karangan argumentasi juga lebih beresiko karena karangan ini berpendapat dan berusaha meyakinkan orang lain, maka sangat boleh jadi pengarangnya berbeda atau bahkan berlawanan pendapat dengan pembaca.
Sementara itu, jenis karangan narasi, deskripsi, atau eksposisi, resiko yang dihadapi dihadapi pengarang biasanya relatif lebih kecil.
Langkah menyusun argumentasi :
- Menentukan topik/ tema
- Menetapkan tujuan
- Mengumpulkan data dari berbagai sumber
- Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
- Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
5. Paragraf Persuasi
Paragraf yang bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Karangan yang berisi ajakan kepada pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca membenarkannya dan bersedia melaksanakan ajakan hal-hal yang baik demi kepentingan masyarakat banyak.
Giri-ciri persuasi :
- Harus menimbulkan kepercayaan pendengar/pembacanya.
- Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
- Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara. pembicara/penulis dan yang diajak berbicara/pembaca.
- Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai.
- Harus ada fakta dan data secukupnya.
- Persuasi politik
- Persuasi pendidikan
- Persuasi advertensi
- Persuasi propaganda
Salam Nektarity.
Sumber Referensi:
- Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa. - Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.
- Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik (edisi ketiga). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
- Lubis, A. Hamid Hasan. 1994. Glosarium Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa.
0 komentar:
Posting Komentar