Komunitas Penulis - Selamat datang kembali di situs Komunitas Penulis Fiksi Sastra RUMPUN NEKTAR setelah beberapa hari tidak bisa diakses. Untuk postingan pertama, kita re-post tentang Pengertian Alur atau Plot, karena banyaknya permintaan dari beberapa Nektarity.
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.(Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra.)
Tahapan alut atau plot terbagi menjadi lima bagian yaitu :
Perbedaan plot berdasarkan kriteria urutan waktu
Urutan waktu yang dimaksudkan adalah waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi yang bersangkutan. Berdasarkan urutan waktu, plot dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu kronologis dan tak kronologis. Yang pertama disebut sebagai plot lurus, maju atau dapat dinamakan progresif, sedang yang kedua adalah sorot balik, mundur, flasback, atau juga disebut sebagai regresi. Plot pada cerpen dikatakan progresif jika pristiwa-pristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, pristiwa yang pertama diikuti oleh pristiwa-pristiwa yang kemudian. Selanjutnya sebuah novel dikatakan regresi jika urutan kejadian tidak bersifat kronologis. Cerita tidak dimulai dari tahap awal, melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhri, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan.
Perbedaan plot berdasarkan kriteria jumlah, plot sub-subplot.
Karya fiksi yaitu cerpen yang berplot tunggal biasanya hanya mengembangkan sebuah cerita dengan menampilkan seorang tokoh utama protogonis yang sebagai hero. Sedangkan plot sub-subplot sebuah karya fiksi dapat saja memiliki lebih dari satu alur cerita yang dikisahkan atau terdapat lebih dari seorang tokoh yang dikisahkan perjalanan hidup, permasalahan, dan konflik yang dihadapinya. Sublot, sesuai dengan penamannya, hanya merupakan bagian dari plot utama.
Perbedaan plot berdasarkan kriteria kepadatan
Plot berdasarkan kriteria kepadatan, dibedakan menjadi dua bagian, yaitu plot padat atau atau rapat dan plot longgar dan renggang.
Sebuah cerpen yang berplot padat, ceritanya padat dan cepat sehingga kurang menampilkan adegan-adegan penyituasian yang berkepanjangan. Sedangkan plot longgar dalam sebuah cerpen, pergantian peristiwa demi peristiwa penting berlangsung lambat disamping hubungan antar peristiwa tersebut pun tidaklah erat benar. Artinya, antara peristiwa penting satu dengan yang lain disertai oleh berbagai peristiwa tambahan yang kesemuanya itu dapat memperlambat ketegangan cerita.
Perbedaan plot berdasarkan kriteria isi
Berdasarkan kriteria isi, dibedakan menjadi tiga golongan besar, yaitu plot peruntungan, plot tokohan, plot pemikiran. Plot peruntungan berhubungan dengan cerita yang mengungkapkan nasib, peruntungan, yang menimpa tokoh yang menjadi fokus ceirta yang bersangkutan, plot peruntungan dibedakan menjadi enam bagian, yaitu plot gerak, plot sedih, plot tragis, plot penghukuman, plot sentimental, dan plot kekaguman. Selanjutnya, plot penokohan.
Menyaran pada adanya sifat pementingan tokoh-tokoh yang menjadi fokus perhatian. Plot pembentukan, plot pengujian dan plot kemunduran. Sedangkan plot pemikiran mengungkapkan sesuatu yang menjadi bahan pemikiran keinginan, perasaan, berbagai macam obsesi, dan lain-lain. Hal yang menjadi masalah hidup dan kehidupan manusia. Friedman dalam Nurgiyantoro (2007: 163) membedakan plot-plot pemikiran ke dalam empat bagian, yaitu plot pendidikan, plot pembukaan rahasia, plot ajektif, dan plot kekecewaan.
Dalam cerpen biasanya digunakan plot ketat artinya bila salah satu kejadian ditiadakan jalan cerita menjadi terganggu dan bisa jadi, tak bisa dipahami.
Alur maju atau progresif
Pengungkapan cerita lebih dari sudut peristiwa-peristiwa yang terjadi dari masa kini ke masa yang akan datang.
Sorot balik atau regresif
Pengungkapa cerita dari sudut peristiwa peristiwa yang terjadi sebelumnya atau masa lampau ke masa kini.
Alur campuran
Pengungkapan cerita kadang-kadang dijalin atas peristiwa yang terjadi pada masa kini dan masa lampau.
Alur erat
Hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya organic sekali. Tidak ada satu peristiwa pun yang dapat dihilangkan.
Alur longgar
Dalam alur longgar hubungan antara peristiwa tidak sepadu sehingga ada kemungkinan untuk menghilangkan salah satu peristiwa, tanpa merusak keuuutuhan cerita.
Alur tunggal
Hanya menceritakan satu episode kehidupan.
Alur ganda
Menceritakn lebih dari satu kehidupan.
Alur menanjak
Jalan cerita terus menaik, tanpa turun, tanpa ada peleraian sampai puncak penyelesaian cerita.
Demikian mengenai Pengertian Alur atau Plot, Jenis-jenis Alur, dan Macam-macam Alur Dalam Menulis Cerita.Semoga bermanfaat.
Sumber Pustaka:
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : PT Grasindo
Pengertian Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.(Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra.)
Tahapan alut atau plot terbagi menjadi lima bagian yaitu :
- Tahap penyituasian (situation)
- Tahap pemunculan konflik (Generating Circumstances)
- Tahap Peningkatan konflik (rising action)
- Tahap Klimaks
- Tahap Penyelesaian (denoument)
Jenis-Jenis Alur atau Plot
Selain itu, perbedaan plot bisa dikategorikan ke dalam beberapa jenis yang berbeda berdasarkan sudut-sudut tinjauan atau kriteria yang berbeda pula, yaitu :Perbedaan plot berdasarkan kriteria urutan waktu
Urutan waktu yang dimaksudkan adalah waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi yang bersangkutan. Berdasarkan urutan waktu, plot dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu kronologis dan tak kronologis. Yang pertama disebut sebagai plot lurus, maju atau dapat dinamakan progresif, sedang yang kedua adalah sorot balik, mundur, flasback, atau juga disebut sebagai regresi. Plot pada cerpen dikatakan progresif jika pristiwa-pristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, pristiwa yang pertama diikuti oleh pristiwa-pristiwa yang kemudian. Selanjutnya sebuah novel dikatakan regresi jika urutan kejadian tidak bersifat kronologis. Cerita tidak dimulai dari tahap awal, melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhri, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan.
Perbedaan plot berdasarkan kriteria jumlah, plot sub-subplot.
Karya fiksi yaitu cerpen yang berplot tunggal biasanya hanya mengembangkan sebuah cerita dengan menampilkan seorang tokoh utama protogonis yang sebagai hero. Sedangkan plot sub-subplot sebuah karya fiksi dapat saja memiliki lebih dari satu alur cerita yang dikisahkan atau terdapat lebih dari seorang tokoh yang dikisahkan perjalanan hidup, permasalahan, dan konflik yang dihadapinya. Sublot, sesuai dengan penamannya, hanya merupakan bagian dari plot utama.
Perbedaan plot berdasarkan kriteria kepadatan
Plot berdasarkan kriteria kepadatan, dibedakan menjadi dua bagian, yaitu plot padat atau atau rapat dan plot longgar dan renggang.
Sebuah cerpen yang berplot padat, ceritanya padat dan cepat sehingga kurang menampilkan adegan-adegan penyituasian yang berkepanjangan. Sedangkan plot longgar dalam sebuah cerpen, pergantian peristiwa demi peristiwa penting berlangsung lambat disamping hubungan antar peristiwa tersebut pun tidaklah erat benar. Artinya, antara peristiwa penting satu dengan yang lain disertai oleh berbagai peristiwa tambahan yang kesemuanya itu dapat memperlambat ketegangan cerita.
Perbedaan plot berdasarkan kriteria isi
Berdasarkan kriteria isi, dibedakan menjadi tiga golongan besar, yaitu plot peruntungan, plot tokohan, plot pemikiran. Plot peruntungan berhubungan dengan cerita yang mengungkapkan nasib, peruntungan, yang menimpa tokoh yang menjadi fokus ceirta yang bersangkutan, plot peruntungan dibedakan menjadi enam bagian, yaitu plot gerak, plot sedih, plot tragis, plot penghukuman, plot sentimental, dan plot kekaguman. Selanjutnya, plot penokohan.
Menyaran pada adanya sifat pementingan tokoh-tokoh yang menjadi fokus perhatian. Plot pembentukan, plot pengujian dan plot kemunduran. Sedangkan plot pemikiran mengungkapkan sesuatu yang menjadi bahan pemikiran keinginan, perasaan, berbagai macam obsesi, dan lain-lain. Hal yang menjadi masalah hidup dan kehidupan manusia. Friedman dalam Nurgiyantoro (2007: 163) membedakan plot-plot pemikiran ke dalam empat bagian, yaitu plot pendidikan, plot pembukaan rahasia, plot ajektif, dan plot kekecewaan.
Dalam cerpen biasanya digunakan plot ketat artinya bila salah satu kejadian ditiadakan jalan cerita menjadi terganggu dan bisa jadi, tak bisa dipahami.
Macam-macam plot atau alur
Alur maju atau progresif
Pengungkapan cerita lebih dari sudut peristiwa-peristiwa yang terjadi dari masa kini ke masa yang akan datang.
Sorot balik atau regresif
Pengungkapa cerita dari sudut peristiwa peristiwa yang terjadi sebelumnya atau masa lampau ke masa kini.
Alur campuran
Pengungkapan cerita kadang-kadang dijalin atas peristiwa yang terjadi pada masa kini dan masa lampau.
Alur erat
Hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya organic sekali. Tidak ada satu peristiwa pun yang dapat dihilangkan.
Alur longgar
Dalam alur longgar hubungan antara peristiwa tidak sepadu sehingga ada kemungkinan untuk menghilangkan salah satu peristiwa, tanpa merusak keuuutuhan cerita.
Alur tunggal
Hanya menceritakan satu episode kehidupan.
Alur ganda
Menceritakn lebih dari satu kehidupan.
Alur menanjak
Jalan cerita terus menaik, tanpa turun, tanpa ada peleraian sampai puncak penyelesaian cerita.
Baca Juga Jenis-jenis penokohan dalam karya Fiksi
Demikian mengenai Pengertian Alur atau Plot, Jenis-jenis Alur, dan Macam-macam Alur Dalam Menulis Cerita.Semoga bermanfaat.
Sumber Pustaka:
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : PT Grasindo
1 komentar:
itu yang milik nurgiantoro yang mana? terus yang milik siswanto yang mana? tolong ditanggapi pertanyaan saya, penting.. hehehe
Posting Komentar