Ciri-ciri umum karya sastra adalah aspek estetika. Karya sastra merupakan sumber keindahan, keduanya tentu saling berhubungan dan berkaitan dengan sangat erat, karya sastra tidak dapat dilepaskan dari keindahan. Karena itulah kemudian muncul istilah estetika sastra.
Estetika sastra adalah aspek-aspek keindahan yang terkandung dalam sastra. Pada umunya aspek-aspek keindahan sastra didominasi oleh gaya bahasa. Aspek-aspek keindahan yang lain terkandung dalam komposis, seperti keseimbangan susunan alinea, bab, dan subbab, susunan bait dalam puisi, keseimbangan antara dialog dengan improvisasi dalam drama, nada dan irama suara tukuang cerita dalam dongeng. Secara fisik, aspek estetika paling jelas ditandai melalui cover buku.
Aspek estetika yang jauh lebih penting ditimbulkan melalui keseimbangan antarunsur karya. Keseimbangan yang dimaksudkan di sini bukan keseimbangan yang statis, melainkan keseimbangan yang dinamis. Dalam karya sastra aspek-aspek keindahan dapat ditinjau melalui dua segi yang berbeda, yaitu segi bahasa dan keindahan itu sendiri. Dalam bidang sastra, aspek bahasa adalah yang paling banyak menarik perhatian.
Aspek bahasa memperoleh perhatian khusus karena bahasa merupakan medium utama karya sastra, sedangkan dalam karya sastra itu sendiri sudah terkandung berbagai masalah. Bahkan hal ini merupakan disiplin tersendiri, yaitu ilmu bahasa atau linguistik yang merupakan bagian integral ilmu sastra.
Sebagai medium utama karya sastra, bahasa bersifat diskursif (berkaitan dengan nalar). Bahasa harus dibaca huruf per huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan seterusnya, sehingga penafsiran terhadap karya bersifat total, karya sastra tidak bisa dibaca secara sepenggal saja. Totalitas ini menentukan nilai estetis dalam karya sastra.
Keindahan karya sastra telah terkandung sejak awal, karena karya sastra adalah respons, tanggapan pengarang karya sastra terhadap dunia atau alam semesta yang juga merupakan sumber keindahan. Tanggapan pengarang ini terjadi karena ada rangsangan keindahan yaitu aspek estetis yang menarik perhatiannya yang bersumber pada alam semesta maupun manusia bisa juga tentang religiusitas yang bersumber pada Tuhan.
Peranan bahasa dalam menggugah aspek keindahan dalam sastra tentu menampilkan dimensi lain. Bahasa dan keindahan memiliki sejarah yang hampir sama. Lahirnya kemampuan untuk mengenal bahasa, dalam hal ini bahasa ibu, lahir sejajar dengan kemampuan manusia untuk mengenali aspek-aspek keindahan.
Dengan demikian bahasa memberikan ciri khusus terhadap karya sastra. Sama halnya dengan seni lukis, bahasa dihasilkan melalui mekanisme penyusunan kembali unsur-unsurnya.
Salam Nektarity :)
Estetika sastra adalah aspek-aspek keindahan yang terkandung dalam sastra. Pada umunya aspek-aspek keindahan sastra didominasi oleh gaya bahasa. Aspek-aspek keindahan yang lain terkandung dalam komposis, seperti keseimbangan susunan alinea, bab, dan subbab, susunan bait dalam puisi, keseimbangan antara dialog dengan improvisasi dalam drama, nada dan irama suara tukuang cerita dalam dongeng. Secara fisik, aspek estetika paling jelas ditandai melalui cover buku.
Aspek estetika yang jauh lebih penting ditimbulkan melalui keseimbangan antarunsur karya. Keseimbangan yang dimaksudkan di sini bukan keseimbangan yang statis, melainkan keseimbangan yang dinamis. Dalam karya sastra aspek-aspek keindahan dapat ditinjau melalui dua segi yang berbeda, yaitu segi bahasa dan keindahan itu sendiri. Dalam bidang sastra, aspek bahasa adalah yang paling banyak menarik perhatian.
Aspek bahasa memperoleh perhatian khusus karena bahasa merupakan medium utama karya sastra, sedangkan dalam karya sastra itu sendiri sudah terkandung berbagai masalah. Bahkan hal ini merupakan disiplin tersendiri, yaitu ilmu bahasa atau linguistik yang merupakan bagian integral ilmu sastra.
Sebagai medium utama karya sastra, bahasa bersifat diskursif (berkaitan dengan nalar). Bahasa harus dibaca huruf per huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan seterusnya, sehingga penafsiran terhadap karya bersifat total, karya sastra tidak bisa dibaca secara sepenggal saja. Totalitas ini menentukan nilai estetis dalam karya sastra.
Keindahan karya sastra telah terkandung sejak awal, karena karya sastra adalah respons, tanggapan pengarang karya sastra terhadap dunia atau alam semesta yang juga merupakan sumber keindahan. Tanggapan pengarang ini terjadi karena ada rangsangan keindahan yaitu aspek estetis yang menarik perhatiannya yang bersumber pada alam semesta maupun manusia bisa juga tentang religiusitas yang bersumber pada Tuhan.
Peranan bahasa dalam menggugah aspek keindahan dalam sastra tentu menampilkan dimensi lain. Bahasa dan keindahan memiliki sejarah yang hampir sama. Lahirnya kemampuan untuk mengenal bahasa, dalam hal ini bahasa ibu, lahir sejajar dengan kemampuan manusia untuk mengenali aspek-aspek keindahan.
Dengan demikian bahasa memberikan ciri khusus terhadap karya sastra. Sama halnya dengan seni lukis, bahasa dihasilkan melalui mekanisme penyusunan kembali unsur-unsurnya.
Salam Nektarity :)
0 komentar:
Posting Komentar